The Patent Magazine is media partner of INNOPA

INNOPA has signed an international partnership with the magazine “The Patent” to promote the culture of innovation and give visibility to the brightest minds of Indonesia.

Supporting young inventors, encouraging matching between stakeholders and presenting the most innovative prototypes: these are the objectives of the partnership signed between “The Patent” and INNOPA. Thanks to this agreement, the magazine will become the privileged channel for the dissemination and promotion of the activities promoted and organized by the Association.

Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) is an association that concerns in the development and promotion of innovation in Indonesia. INNOPA’s aim is to help and link Indonesian innovators to show their innovative ideas or products to the International level. The association aims to prepare Indonesian innovators to face Industrial Revolution 4.0 through the development and promotion of Innovation in International level. To achieve this goal, INNOPA conducts training and seminar of innovation, provides guidance to be a great innovator, provides information service about innovation to the society. The Association also make a great collaboration with certain community or institution aimed to improve skill of Indonesian innovators, promoting intellectual property rights. INNOPA also helps innovators to promote their products in International market e links innovators with potential investors. 

The beginning of the the new partnership

The inventions, patents and activities promoted by INNOPA will be previewed on the pages of “The Patent” and on the website www.thepatent.news. Their projects are strongly in tune with the spirit of the magazine and it has been decided to stipulate a Memorandum of Understanding for the promotion of activities of common interest.

INNOPA and “The Patent” are confident that this partnership will help advance the inventor community and the world of innovation.

Further information is available on the official website

Aplikasi Inabest AMCC Amikom Berjaya di Thailand 2020

Priyo Setyawan

Jum’at, 07 Februari 2020 – 12:46 WIB

YOGYAKARTA – Tim Amikom Computer Club (AMCC) Universitas Amikom Yogyakarta dengan inovasi aplikasi INABEST (Indonesia Bebas Tuberkulosis) berhasil meraih dua penghargaan dalam kompetisi Thailand Inventors Day’s di Bangkok International Trade and Expo Center (BITEC), Thailand, 2-6 Februari 2020.

Produk Inabest AMCC menyabet penghargaan Gold Medal untuk kategori Health and Personal Care Technology, dan ASEAN Outstanding Invention and Innovation Award dari National Research Council of Thailand (NRCT) bersama dengan tim dari Malaysia dan Korea Selatan.

Aplikasi Inabest ini dikembangkan oleh Yogi Yulianto (Backend Engineer), Yoggy Jumantara (UI/UX Designer), Muhamad Riza Abdhi Purnama (Android Engineer), dan Nabilla Andhara (Product Manager).

Thailand Inventors Day’s sendiri merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset Tinggi Thailand bekerjasama dengan World Inventors and Promotion Assosiation. Acara ini sebagai ajang bertemunya para innovator dari berbagai belahan dunia untuk berbagi informasi dan mempresentasikan inovasi yang telah dikembangkan.

Tahun 2020, diikuti lebih dari 20 negara Eropo,Amerika dan Asia, di antaranya Polandia, Arab Saudi, Taiwan, Kanada, Thailand, dan Indonesia. Kegiatan tahin ini berhasil mengumpulkan lebih dari 500 karya dan lebih dari 1000 Inovator.

Ketua Tim AMCC, Yogi Yulianto menjelaskan Inabest merupakan aplikasi pengingat minum obat untuk pasien tuberculosis dengan fitur utama yaitu Ina reminder (Alarm pengingat waktu minum obat), InaTips (Tips dan trik untuk pasien), InaCheckup (Catatan rekam medis dari dokter), InaHistory (Riwayat minum obat pasien Tuberkulosis).

“Aplikasi ini diharapkan dapat membantu pasien tuberculosis agar dapat meminum obat secara rutin, sehingga pasien terhindar dari resisten obat yang dapat menyebabkan kematian,” katanya, Jumat (7/2/2020).

Yogi mengatakan alikasi Inabest ini sudah memiliki HaKI (Hak Kekayaan Intelektual). Adanya HaKI ini idak terlepas dari dukungan Universitas Amikom Yogyakarta yang membantu mahasiswanya memperoleh HaKI secara gratis.

Humas Univeristas Amikom Yogyakarta, Erik Hadi Saputra menambahkan sesuai dengan slogannya “Creative Economy Park”, Universitas Amikom Yogyakarta sangat mendukung mahasiswanya agar bisa melahirkan lebih banyak inovasi baru untuk menyumbangkan pelaku-pelaku industri kreatif di Yogyakarta bahkan Indonesia, khususnya pada sektor industri teknologi sebagai bentuk optimisme menyambut era Revolusi Industri 4.0.\

https://jateng.sindonews.com/berita/18067/1/aplikasi-inabest-amcc-amikom-berjaya-di-thailand

Tim Mahasiswa RI Sabet 3 Emas dan 2 Perak dalam Kompetisi Inovasi di Moskow

Moskow – Tim mahasiswa Indonesia dari Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Sumatera Utara (USU) berhasil memboyong tiga medali emas pada ajang kompetisi dan pameran Inovasi Internasional XXII Moscow International Salon of Inventions and Innovations Technologies “Archimedes” di Moskow, Rusia.

Kompetisi ini berlangsung pada 26-29 Maret 2019 lalu. Tim Indonesia juga meraih dua medali perak dan berbagai penghargaan lainnya dalam ajang tersebut. Demikian disampaikan dalam keterangan pers KBRI Moskow yang diterima detikcom, Selasa (2/4/2019).

Satu medali emas diraih dari inovasi karya mahasiswa USU berjudul Bio Discbrake Pads: Innovation of Organic Brake Pads Based on Candlenut Shell Waste Reinforced Polyurethane Composite. Inovasi ini mengangkat teknologi kampas rem tahan panas dengan bahan baku kulit kemiri. Atas karya ini, tim mahasiswa USU juga memperoleh grand prize.

Dua medali emas lainnya diraih tim mahasiswa Undip melalui karya inovasi berjudul Poshaging (Power Saving Shaking for Charging) dan Sun and Rain Innovation Roof (SRI Roof).

Poshaging mengedepankan suatu alat yang serupa dengan powerbankdengan inovasi merubah energi kinetik menjadi energi listrik untuk pemenuhan dayanya. Karya ini juga mendapat apresiasi sebagai Leading Innovation Award dari Macao Innovation and Invention Association dan Special Award dari Chinese Innovation and Invention Society.

SRI Roof berupa inovasi genteng dua musim berbasis Hybrid System Solar Cell dan Piezoelectric sebagai penghasil listrik skala rumah tangga. Sistem sel surya yang mampu mengonversi cahaya matahari menjadi energi listrik serta penggunaan elemen piezoelektrik yang berguna untuk mengonversi tekanan air hujan menjadi energi listrik. SRI Roof adalah produksi energi yang bersih dan ramah lingkungan, menunjang penghematan energi, serta mengurangi biaya listrik. Atas inovasi yang unik ini, tim mahasiswa UNDIP juga memperoleh Special Gold Medal dari Arab Saudi dan Best Invention Archimedes Russia.

Satu medali perak diraih tim Undip dari karya inovasi berjudul Lopto: The Growing Media of Paddy and Renewable Energy Resources. Inovasi Loptomenggunakan media tanah Andosol Solum B dan bantuan dari bakteri E-Coli sehingga bisa mempercepat pertumbuhan padi dan menghasilkan energi listrik terbarukan yang diharapkan dapat menjadi solusi atas kurang meratanya distribusi listrik yang ada di pedesaan.

Satu medali perak lainnya didapatkan tim Undip dari karya inovasi FictechPurification to Transform Cigarettes Smoke for Saving Passive Smokers. Prototype inovasi ini akan aktif jika mendeteksi CO dari asap rokok. Fictechakan menghasilkan Ozon untuk membersihkan udara dan ekstrak Sansiviera (Lidah Mertua) untuk menambah kinerja alat dalam menjernihkan asap rokok.

Ekstrak Sansiviera juga berfungsi untuk menyerap radiasi elektromagnetik yang berbahaya dari alat elektronik di rumah seperti smartphone, smart TV, dan lainnya. Inovasi ini untuk melindungi perokok pasif agar tidak terpapar bahaya asap rokok maupun pengguna gawai dari bahaya radiasi. Tujuan mulia ini mendapatkan penghargaan dari Rumania dan Saudi Arabia.

Tim Indonesia yang dikoordinir oleh Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) mengikutsertakan lima tim pada kompetisi dan pameran Archimedes ini. Kelima tim yang berjumlah 24 orang ini terdiri dari satu tim Mahasiswa USU dan empat tim Mahasiswa Undip.

Direktur International Partnership and Public Relation INNOPA, Megaria Agustina, yang turut mendampingi tim Indonesia, menyampaikan kebanggaan atas prestasi yang diraih oleh tim Indonesia. “Keikutsertaan pada kompetisi dan pameran Archimedes ini menjadi pengalaman berharga bagi para peserta Indonesia untuk menambah pengalaman dan berbagi pengetahuan mengenai inovasi-inovasi terbaru bersama para peserta lain dari berbagai negara,” kata Megaria.

Sementara itu, saat menerima tim mahasiswa di Wisma Duta KBRI Moskow (31/3), Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada tim dan pihak terkait lainnya atas keberhasilan yang diraih.

Menurut Dubes Wahid, keberhasilan ini menunjukkan bahwa putra-putri bangsa Indonesia dapat berkarya dan berinovasi yang hasilnya diapresiasi dunia internasional. Dubes Wahid berpesan agar para mahasiswa yang juga merupakan inventor ini untuk terus berkarya dan berinovasi.

“Peserta-peserta Indonesia sangat berprestasi dalam mengikuti berbagai kompetisi atau festival di Rusia, seperti di bidang inovasi ini. Selain mengharumkan nama bangsa, keikutsertaan peserta Indonesia juga turut meningkatkan dan mempererat hubungan antara bangsa Indonesia dengan Rusia,” kata Dubes Wahid.

Kompetisi dan pameran Archimedes diselenggarakan setiap tahun oleh Moscow City Organization VOIR and International Innovation Club yang didukung oleh International Federation of Inventors Association dan World Intellectual Property Organization. Archimedes tahun ini diikuti oleh lebih dari 800 inovasi dari 22 negara, di antaranya Rusia, Indonesia, Malaysia, Thailand, Korea, India, Romania, Ceko, Macau, Jerman, Arab Saudi, Irak, Portugal, Moldova, Kuwait, Kanada, Polandia dan Maroko. Pada acara pembukaan, hadir juga Wakil Kepala Perwakilan KBRI Moskow Lasro Simbolon yang juga meninjau inovasi karya tim Indonesia.

Indonesia Borong Penghargaan Ajang Inovasi di SIIF 2018

TIM Indonesia berhasil meraih penghargaan diajang Inovasi bergengsi dunia, Seoul International Invention Fair (SIIF) 2018 yang berlangsung 6-9 Desember 2018 di COEX Exhibition Hall, Kota Seoul, Korea Selatan.

Sebanyak 606 proyek inovasi dipamerkan diajang SIIF 2018. Indonesia menjadi negara terbesar keempat mengirimkan proyek inovasi yaitu sebanyak 41. Kegiatan SIIF diikuti lebih dari 33 negara di antaranya Indonesia, Korea, Taiwan, Thailand, Malaysia, Vietnam,  China, Arab Saudi, Kroasia, Rusia, Uni Emirat Arab, Swiss, Iran, Oman, Qatar, Amerika, Polandia, serta berbagai universitas dan perusahaan.

Director Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (Innopa), Megaria Agustina, melalui keterangan tertulis yang diterima Minggu (9/12), mengemukakan tahun ini inovasi Indonesia yang dibawahi oleh Innopa berhasil menyabet 1 grand prize, 10 medali emas, 6 perak, 21 perunggu, dan berbagai penghargaan spesial lainnya dari berbagai negara.

Megaria mengutarakan, SIIF merupakan acara pameran dan kompetisi inovasi tahunan yang diselenggarakan oleh Korea Invention Promotion Association (KIPA) didukung oleh Korea Intellectual Property Organization (KIPO), World Intellectual Property Organization (WIPO), dan International Federation of Inventors Association (IFIA).

Adapun 41 karya inovasi yang mengikuti kegiatan SIIF adalah PT Pertamina Persero, Universitas Mercu Buana, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor,  Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Malang, STIFA Makassar, UIN Alaudin Makassar, Institut Teknologi Sumatra Utara, SMAN 1 Matauli Pandan, SMAN 3 Denpasar Bali, SMAN 1 Sidoarjo, dan SMAN 3 Sidoarjo.

Inovasi dari PT Pertamina (Persero) berhasil meraih 4 medali emas di ajang SIIF 2018 dan special prize dari Polandia, Kroasa, Arab Saudi, Thailand, Rusia, dan Iran. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa, di mana Pertamina merupakan satu-satunya perusahaan yang mengikuti ajang SIIF dari Indonesia.

Namun tidak kalah menarik, inovasi dari Universitas Brawijaya juga berhasil menyabet Grand Prize utama dengan judul inovasi Mang.ID. (RO/OL-1)

Mahasiswa UGM Raih Tiga Penghargaan di Thailand Inventors Day 2019

 

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menorehkan prestasi. Kali ini, tim mahasiswa UGM yang mengikuti even Thailand Inventors Daypada 2-6 Februari di Bangkok, berhasil meraih 3 penghargaan internasional sekaligus.

Penghargaan itu berupa Gold Medal dari kategori Medicine and Public Health, The Best Interational Invention and Innovation of Social and Quality of Life Award dari National Research Council of Thailand, dan The Best Innovation dari India Innovation Association.

Prestasi itu didapatkan tim UGM yang berhasil mengembangkan inovasi alat kesehatan (alkes) bagi pasien asma anak dengan metode iontophoretic yang diberinama Asthlon.

Sang inovatornya adalah Kadek Hendra Darmawan dari Fakultas Farmasi; Abdillah Faisal Nur Fajar, mahasiswa FMIPA; Aron Bagas Dewantoro dari FMIPA, Christian Felix Napitupulu dan M. Abdurachman Fairuz dari Fakultas Teknik.

Thailand Investor Days merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset Tinggi Thailand bekerjasaa dengan World Investors and Promotion Association.

Acara ini diadakan sebagai ajang bertemunya para inventor dari berbagai belahan dunia untuk berbagai informasi dan mempresentasikan inovasi yang telah dikembangkan. Pada tahun ini diikuti tidak kurang dari 500 peserta dari benua Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia.

Inovasi Pengobatan Iontohoresis

Ketua tim pengembang Asthlon, Kadek mengatakan, pengembangan prototipe tersebut dilakukan sebagai opsi alternatif dalam pengobatan asma. Sekaligus untuk melengkapi kekurangan pada pengobatan konvensional secara oral melalui pil, tablet, dan injeksi.

Inovasi yang diajukan berupa aplikasi metode iontophoresis. Metode tersebut merupakan cara terkini dalam sistem pemberian obat dengan menghantarkan obat yang bermuatan ke dalam kulit menggunakan arus listrik rendah.

“Kami memfokuskan inovasi pada kasus Moring Dip yang sering muncul pada penyakit asma pada pasien anak,” kata Kadek kepada wartawan di UGM, Senin (11/2/2019).

Kadek berharap tingkat kepatuhan pasien anak dalam menjalani pengobatan meningkat sehingga meningkatkan keberhasilan terapi asma. Sementara untuk menunjang keberhasilan terapi pada pasien, pihaknya juga mengembangkan aplikasi mobile.

Aplikasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengontrol dan menghubungkan pasien dengan dokter sehingga memudahkan dalam proses monitoring pasien.

Aplikasi peralatan dilakukan secara transdermal yakni dengan meletakkan di bagian tubuh pasien. Selanjutnya untuk memantau jalannya terapi bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi mobile.

“Inovasi alat kesehatan ini diharapkan bisa berkontribusi dalam upaya pengobatan pasien asma,” terang Kadek, anggota tim mahasiswa UGM ini. (*)

Tim Indonesia Sabet Penghargaan Inovasi di Turki

EMPAT proyek inovasi dari PT Pertamina (Persero) serta satu proyek inovasi mahasiswa Universitas Diponegoro meraih penghargaan di ajang The 3rd Istanbul International Invention Fair (ISIF) pada 27-29 September 2018, di Istanbul, Turki.

Pada ajang ini, tim dari Indonesia mampu menyabet Grand Prix, 2 medali perak dan 2 medali perunggu di antara 20 negara peserta ISIF 2018 lainnya, seperti Bosnia, Kroasia, Arab Saudi, Irak, Libanon, Maroko, Malaysia, Moldova, Turki, Rumania, Georgia, Yordania, Jerman, India, Polandia, Tiongkok, dan Kanada.

ISIF ialah kompetisi dan pameran inovasi internasional yang digelar oleh Turkish Patent and Trademark Office dan Ministry of Industry and Technology Republic of Turkey, dan didukungInternational Federation of Inventors Association (IFIA), European Patent Office (EPO), sertaWorld Intellectual Property Organization (WIPO).

Melalui keterangan resminya, Minggu (30/9), ajang ini merupakan tahun kedua Indonesia melalui asosiasi nasional Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (Innopa) mengirimkan delegasi ke ISIF.

“Tim yang kami kirim sudah melalui tahap seleksi nasional. Tahun ini, Indonesia mengirimkan 4 tim yakni dari PT Pertamina dan 1 tim dari Universitas Diponegoro,” ungkap Director Training and Development of Innopa, Windani Tiarahmawati.

Ia menjelaskan dari keempat tim Pertamina, penghargaan masing-masing diraih oleh yakni Tim Power on dari PT Pertamina yang meraih IFIA grand prix, special award dari National Association for Science and Research (NASR) Lebanon, serta special award dari The First Institute of inventors and Researchers of Iran (FIRI).

Kemudian, tim Gammara dari PT Pertamina berhasil meraih medali perak dan special award inventor’s club of Georgia.

Selanjutnya, tim prove clean dari PT Pertamina berhasil meraih medali perunggu dan special award dari State Agency on Intellectual Property of The Republic of Moldova (Agepi).

Setelah itu, tim prove slice dari PT Pertamina berhasil meraih medali perunggu dan special award dari Romanian Inventors Forum.

“Terakhir yaitu tim dari mahasiswa Universitas Diponegoro berhasil meraih medali perak,” pungkas Windiani. (RO/OL-1)

Diikuti 15 Negara, INNOPA Gelar Kegiatan International Young Inventors Award (IYIA) 2018 di Bali

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produktivitas nasional tidak luput dari salah satu faktor penentu, yaitu inovasi.

Indonesia telah melahirkan inovator-inovator  yang memiliki potensi, namun karena keterbatasan media tidak banyak yang dapat maju ke tingkat internasional.

Oleh karena itu, Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) dalam kunjungannya ke redaksi Tribun Bali yang diwakili oleh Director of Training and Innovation Development INNOPA, Windani Tiarahmawati menuturkan, pihaknya akan menggelar kegiatan International Young Inventions Award (IYIA) 2018 di Grand Inna Bali pada 18 September 2018.

“Acara IYIA 2018 ini akan diikuti oleh 15 Negara, yang memamerkan 317 temuan. Terdiri dari  116 temuan peserta internasional, dan selebihnya adalah temuan peserta nasional,” ujar Windani pada Tribun Bali, Selasa (18/9/2018).

INNOPA sendiri  merupakan lembaga non profit (NGO) yang hadir untuk menaungi dan mengakomodir innovator Indonesia untuk dapat bersaing di tingkat internasional .

Tergabung sebagai anggota penuh International Federation of Inventors’ Associations (IFIA), INNOPA  juga turut serta membantu dalam memperkenalkan inovasi karya anak bangsa Indonesia ke tingkat dunia.

“Selain mewadahi penemu, kita juga ingin mempromosikan innovator-inovator ke internasional,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut Pemimpin Redaksi (Pimred) Sunarko menyambut baik kegiatan bertaraf internasional yang digagas oleh INNOPA.

“Saya kira ini penting, jadi mendorong orang semakin termotivasi temuan-temuan baru dan tentu ini positif,” ujarnya.

Kegiatan IYIA yang digagas INNOPA diikuti oleh 15 negara diantaranya Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Taiwan dan lain-lain. (*)

 http://bali.tribunnews.com/2018/09/18/diikuti-15-negara-innopa-gelar-kegiatan-international-young-inventions-award-iyia-2018-di-bali.

Editor: Ady Sucipto

Peneliti Muda Denpasar Harus Puas Dengan 4 Perunggu di Ajang CASTIC 2018

Beritabali.com, China. Dua peneliti muda Denpasar harus puas dengan hanya memperoleh 4 perunggu dalam ajang China Adolescents Science & Technology Innovation Contest (CASTIC) 2018 di Congqing, China. Kedua peneliti tersebut yaitu Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya yang merupakan siswi SMPN 3 Denpasar dan Ketut Utari Mustika Putri yang merupakan siswi SMAN 3 Denpasar. 

Galuh menyabet dua perunggu untuk kategori international project dan China-Asean Youth Science. Utari juga mendapatkan 2 perunggu dari kategori yang sama. Galuh membawakan hasil penelitiannya yang berjudul “Green Floor Board (Comparisan of Combination From Dried Ketapang Plant (Terminalia catappa), Rice Straw (Oryza sativa), and Egg Shell)”. Sedangkan Utari membawakan hasil penelitian berjudul “Biocomposite Noise Absorbers From Fiber Bunches Empty palm Oil and Rice Husk Ash”.

Bagi Galuh, ajang CASTIC merupakan lomba paling berkesan, karena pesertanya lebih dari 50 negara. Galuh mengakui ajang CASTIC merupakan ajang paling besar yang pernah diikuti, walaupun hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan. “Walau hasilnya tidak seperti yang saya harapkan, saya berharap tahun depan saya hadir lagi dengan hasil yang lebih baik lagi” ujar Galuh ketika dikonfirmasi melalui telphon pada Minggu (19/8).

Sementara Utari menyatakan sangat bangga bisa mengikuti ajang yang sangat spesial, apalagi fasilitas yang disediakan benar-benar mewah. “Fasilitas yang diberikan benar-benar mewah, untuk lombanya sendiri juga benar-benar rapi, teratur dan megah. Seru pokoknya, senang bisa membawa dua medali untuk Indonesia” ungkap Utari.

Ajang CASTIC 2018 yang berlangsung mulai 14-20 Agustus 2018 diselenggarakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi China. CASTIC 2018 diikuti oleh 50 negara dari lima benua yaitu Amerika, Eropa, Asia, Afrika dan Australia.[bbn/Ananta/mul]

Sumber : https://www.beritabali.com/read/2018/08/19/201808190018/Peneliti-Muda-Denpasar-Harus-Puas-Dengan-4-Perunggu-di-Ajang-CASTIC-2018.html

Berawal karena Prihatin Kondisi Buruh, Mahasiswa ITS Raih 3 Penghargaan di KIYO, Korea Selatan

Nama Indonesia kembali disebut dalam ajang kompetisi internasional. Tepatnya pada saat ajang Korea International Youth Olympiad – Idea, Innovation, Invention, and Intellectual Property (KIYO 4I) di Seoul, Korea Selatan. Wakil dari Indonesia, diikuti tiga mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur. Mereka menampilkan inovasi – inovasi yang membuat juri memberikan nilai lebih dibandingkan peserta yang lain.

“Inovasi dari kami yaitu membuat sayap pesawat komersial lebih dinamis. Sayap hasil ciptaan ini terbukti sukses menghemat biaya penerbangan sebesar dua juta rupiah,” kata Pembimbing tim ITS Dr Adithya Sudiarno ST MT yang dikutip dari siedoo.com

Angka rupiah ini teruji dengan menggunakan sampel pesawat Boeing 737-900ER yang melakukan estimasi penerbangan Yogyakarta-Surabaya. Terbukti kinerja pesawat meningkat sebesar 17 hingga 23 persen.

Tim ITS terdiri dari Reza Aulia Akbar, Ragif Nova Riantama dan M Afif Purwandi. Selain inovasi tersebut, ketiganya juga berinovasi menciptakan alat untuk mendeteksi kelelahan melalui denyut jantung dan kedipan mata. Mereka secara keseluruhan berhasil mengantongi satu medali perak dan dua medali perunggu.

Inovasi yang diciptakan oleh mereka tidak lepas dari kondisi buruh internasional. Dilansir dari Organisasi Buruh Internasional, sekitar dua juta pekerja yang meninggal tiap tahunnya karena kecelakaan kerja. Di mana 32,8 persen diantaranya disebabkan oleh faktor kelelahan.

Inovasi tersebut yang dinamai Fatigue Detector (Fator) dan Masinis Fatigue Detector (Maftec) ini berhasil lolos menuju babak akhir di ajang KIYO 4I yang dihelat di Universitas Sejong, Seoul, Korea Selatan.

Menurut dosen ahli bidang Manajemen Operasional, Sensor kardiograf yang terpasang pada alat itulah yang mengukur seberapa cepat jantung berdenyut. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan data dari jurnal untuk memperoleh tingkat kelelahan.

Untuk Inovasi Maftec berlomba di subkategori teknik dengan cara mendeteksi kelelahan melalui kedipan mata.

Diperoleh melalui image processing webcam berintensitas cahaya sebesar 16 lux, hasil hitungan kedipan mata tersebut kemudian dituangkan dalam Skala Kantuk Karolinska.

Alat ini akan mengirim sinyal getaran kepada pusat komando kereta api apabila tersimpulkan bahwa masinis yang bersangkutan mengantuk. Kedua alat ini masing-masing sukses menyabet medali perak dan perunggu.

Sumber : Siedoo.com

SMA Semesta di Japan Design, Idea & Invention Expo (JDIE) 2018

Nadia Raniya Hameeda & Risa Dwi Wulandari dari SMA Semesta meraih medali perak dalam ajang Japan Design,Idea and Invention Expo 2018. Nadia & Risa mendapatkan medali perak atas penelitian mereka yang berjudul : “The Hulk-ganic: Eco-friendly Organic Green Fungicide from Spirogyra Porticalis and Michelia Champaca Against Fusarium Wilt Disease”.

Tahun 2018 ini, Japan Design, Idea & Invention Expo digelar di Tokyo International Exhibition Center pada 3-5 Agustus, Tokyo-Jepang. Pertukaran ide dan wawasan antar peserta adalah tujuan paling utama diadakan Expo ini. Peserta yang mengikuti JDIE dapat berasal dari berbagai level. Kategori yang diperlombakan juga tidak hanya tentang invention atau design, seni teknologi dan pertunjukan juga bisa ikut serta. Dikutip dari www.wiipa.org Lebih dari 100 sekolah dan universitas di Jepang perpartisipasi pada JDIE.

 

Sumber : https://www.cosmotrap.com/sma-semesta-di-japan-design-idea-invention-expo-jdie-2018/