Diikuti 15 Negara, INNOPA Gelar Kegiatan International Young Inventors Award (IYIA) 2018 di Bali

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produktivitas nasional tidak luput dari salah satu faktor penentu, yaitu inovasi.

Indonesia telah melahirkan inovator-inovator  yang memiliki potensi, namun karena keterbatasan media tidak banyak yang dapat maju ke tingkat internasional.

Oleh karena itu, Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) dalam kunjungannya ke redaksi Tribun Bali yang diwakili oleh Director of Training and Innovation Development INNOPA, Windani Tiarahmawati menuturkan, pihaknya akan menggelar kegiatan International Young Inventions Award (IYIA) 2018 di Grand Inna Bali pada 18 September 2018.

“Acara IYIA 2018 ini akan diikuti oleh 15 Negara, yang memamerkan 317 temuan. Terdiri dari  116 temuan peserta internasional, dan selebihnya adalah temuan peserta nasional,” ujar Windani pada Tribun Bali, Selasa (18/9/2018).

INNOPA sendiri  merupakan lembaga non profit (NGO) yang hadir untuk menaungi dan mengakomodir innovator Indonesia untuk dapat bersaing di tingkat internasional .

Tergabung sebagai anggota penuh International Federation of Inventors’ Associations (IFIA), INNOPA  juga turut serta membantu dalam memperkenalkan inovasi karya anak bangsa Indonesia ke tingkat dunia.

“Selain mewadahi penemu, kita juga ingin mempromosikan innovator-inovator ke internasional,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut Pemimpin Redaksi (Pimred) Sunarko menyambut baik kegiatan bertaraf internasional yang digagas oleh INNOPA.

“Saya kira ini penting, jadi mendorong orang semakin termotivasi temuan-temuan baru dan tentu ini positif,” ujarnya.

Kegiatan IYIA yang digagas INNOPA diikuti oleh 15 negara diantaranya Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Taiwan dan lain-lain. (*)

 http://bali.tribunnews.com/2018/09/18/diikuti-15-negara-innopa-gelar-kegiatan-international-young-inventions-award-iyia-2018-di-bali.

Editor: Ady Sucipto

Peneliti Muda Denpasar Harus Puas Dengan 4 Perunggu di Ajang CASTIC 2018

Beritabali.com, China. Dua peneliti muda Denpasar harus puas dengan hanya memperoleh 4 perunggu dalam ajang China Adolescents Science & Technology Innovation Contest (CASTIC) 2018 di Congqing, China. Kedua peneliti tersebut yaitu Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya yang merupakan siswi SMPN 3 Denpasar dan Ketut Utari Mustika Putri yang merupakan siswi SMAN 3 Denpasar. 

Galuh menyabet dua perunggu untuk kategori international project dan China-Asean Youth Science. Utari juga mendapatkan 2 perunggu dari kategori yang sama. Galuh membawakan hasil penelitiannya yang berjudul “Green Floor Board (Comparisan of Combination From Dried Ketapang Plant (Terminalia catappa), Rice Straw (Oryza sativa), and Egg Shell)”. Sedangkan Utari membawakan hasil penelitian berjudul “Biocomposite Noise Absorbers From Fiber Bunches Empty palm Oil and Rice Husk Ash”.

Bagi Galuh, ajang CASTIC merupakan lomba paling berkesan, karena pesertanya lebih dari 50 negara. Galuh mengakui ajang CASTIC merupakan ajang paling besar yang pernah diikuti, walaupun hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan. “Walau hasilnya tidak seperti yang saya harapkan, saya berharap tahun depan saya hadir lagi dengan hasil yang lebih baik lagi” ujar Galuh ketika dikonfirmasi melalui telphon pada Minggu (19/8).

Sementara Utari menyatakan sangat bangga bisa mengikuti ajang yang sangat spesial, apalagi fasilitas yang disediakan benar-benar mewah. “Fasilitas yang diberikan benar-benar mewah, untuk lombanya sendiri juga benar-benar rapi, teratur dan megah. Seru pokoknya, senang bisa membawa dua medali untuk Indonesia” ungkap Utari.

Ajang CASTIC 2018 yang berlangsung mulai 14-20 Agustus 2018 diselenggarakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi China. CASTIC 2018 diikuti oleh 50 negara dari lima benua yaitu Amerika, Eropa, Asia, Afrika dan Australia.[bbn/Ananta/mul]

Sumber : https://www.beritabali.com/read/2018/08/19/201808190018/Peneliti-Muda-Denpasar-Harus-Puas-Dengan-4-Perunggu-di-Ajang-CASTIC-2018.html

Berawal karena Prihatin Kondisi Buruh, Mahasiswa ITS Raih 3 Penghargaan di KIYO, Korea Selatan

Nama Indonesia kembali disebut dalam ajang kompetisi internasional. Tepatnya pada saat ajang Korea International Youth Olympiad – Idea, Innovation, Invention, and Intellectual Property (KIYO 4I) di Seoul, Korea Selatan. Wakil dari Indonesia, diikuti tiga mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur. Mereka menampilkan inovasi – inovasi yang membuat juri memberikan nilai lebih dibandingkan peserta yang lain.

“Inovasi dari kami yaitu membuat sayap pesawat komersial lebih dinamis. Sayap hasil ciptaan ini terbukti sukses menghemat biaya penerbangan sebesar dua juta rupiah,” kata Pembimbing tim ITS Dr Adithya Sudiarno ST MT yang dikutip dari siedoo.com

Angka rupiah ini teruji dengan menggunakan sampel pesawat Boeing 737-900ER yang melakukan estimasi penerbangan Yogyakarta-Surabaya. Terbukti kinerja pesawat meningkat sebesar 17 hingga 23 persen.

Tim ITS terdiri dari Reza Aulia Akbar, Ragif Nova Riantama dan M Afif Purwandi. Selain inovasi tersebut, ketiganya juga berinovasi menciptakan alat untuk mendeteksi kelelahan melalui denyut jantung dan kedipan mata. Mereka secara keseluruhan berhasil mengantongi satu medali perak dan dua medali perunggu.

Inovasi yang diciptakan oleh mereka tidak lepas dari kondisi buruh internasional. Dilansir dari Organisasi Buruh Internasional, sekitar dua juta pekerja yang meninggal tiap tahunnya karena kecelakaan kerja. Di mana 32,8 persen diantaranya disebabkan oleh faktor kelelahan.

Inovasi tersebut yang dinamai Fatigue Detector (Fator) dan Masinis Fatigue Detector (Maftec) ini berhasil lolos menuju babak akhir di ajang KIYO 4I yang dihelat di Universitas Sejong, Seoul, Korea Selatan.

Menurut dosen ahli bidang Manajemen Operasional, Sensor kardiograf yang terpasang pada alat itulah yang mengukur seberapa cepat jantung berdenyut. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan data dari jurnal untuk memperoleh tingkat kelelahan.

Untuk Inovasi Maftec berlomba di subkategori teknik dengan cara mendeteksi kelelahan melalui kedipan mata.

Diperoleh melalui image processing webcam berintensitas cahaya sebesar 16 lux, hasil hitungan kedipan mata tersebut kemudian dituangkan dalam Skala Kantuk Karolinska.

Alat ini akan mengirim sinyal getaran kepada pusat komando kereta api apabila tersimpulkan bahwa masinis yang bersangkutan mengantuk. Kedua alat ini masing-masing sukses menyabet medali perak dan perunggu.

Sumber : Siedoo.com

SMA Semesta di Japan Design, Idea & Invention Expo (JDIE) 2018

Nadia Raniya Hameeda & Risa Dwi Wulandari dari SMA Semesta meraih medali perak dalam ajang Japan Design,Idea and Invention Expo 2018. Nadia & Risa mendapatkan medali perak atas penelitian mereka yang berjudul : “The Hulk-ganic: Eco-friendly Organic Green Fungicide from Spirogyra Porticalis and Michelia Champaca Against Fusarium Wilt Disease”.

Tahun 2018 ini, Japan Design, Idea & Invention Expo digelar di Tokyo International Exhibition Center pada 3-5 Agustus, Tokyo-Jepang. Pertukaran ide dan wawasan antar peserta adalah tujuan paling utama diadakan Expo ini. Peserta yang mengikuti JDIE dapat berasal dari berbagai level. Kategori yang diperlombakan juga tidak hanya tentang invention atau design, seni teknologi dan pertunjukan juga bisa ikut serta. Dikutip dari www.wiipa.org Lebih dari 100 sekolah dan universitas di Jepang perpartisipasi pada JDIE.

 

Sumber : https://www.cosmotrap.com/sma-semesta-di-japan-design-idea-invention-expo-jdie-2018/

AMIKOM Yogyakarta raih medali emas dalam ajang World Invention Creativity Olympic (WICO) Award 2018 di Seoul

AMIKOM Yogyakarta berhasil meraih medali emas di World Invention Creativity Olympic (WICO) Award 2018 (4/8) di Seoul, Korea Selatan. Dengan alat ciptaannya yang bernama fishgator, tim AMIKOM yang terdiri dari Anggit Dwi Hartanto, Mochammad Yusa dan Yudhis Thiro Kabul Yunior menjuarai kategori Electric,  Electronic dan Komputer.

Fishgator merupakan platform berbasis IoT (Internet of Thing) pada budidaya ikan berbasis AI dan Sistem Manajemen Data.” Salah seorang anggota tim, Anggit menjelaskan, “fishgator memiliki beberapa fitur utama, antara lain, automatic feeder yaitu sistem pemberi makan otomatis pada ikan berbasis manajemen pakan untuk mengefisiensi jumlah pakan yang keluar.” Keunggulan lainnya adalah sistem monitoring kualitas air berbasis IoT yang dapat dipantau menggunakan smartphone. “Fishgator juga dilengkapi teknologi sistem sirkulasi circlebubble yang merupakan sistem sirkulasi oksigen yang berfungsi menstabilkan kadar oksigen dalam air;” papar Anggit.

Juri mengagumi keunggulan fishgator yang dapat meningkatkan hasil panen ikan yang sebelumnya hanya 24-40 persen menjadi 70 persen. Selain itu, food convertion ratio menjadi sangat optimal, 1 kilogram pakan dapat menjadi 0,8-0,98 kg daging pada area kultivasi sehingga dapat menjadi optimal. “Di Korea juga ada produk yang mirip, tetapi fishgator memiliki fitur yang sangat lengkap dengan harga yang murah,” ujar seorang juri.​

WICO merupakan event internasional untuk memamerkan produk kreativitas mahasiswa yang memiliki peluang memasuki industri atau pasar. Produk-produk ciptaan yang dipamerkan terdiri dari  kategori Architecture,  Environment and Biology,  Health and Medical Item,  Electric, Electronic and Komputer,  Stasionery and Education,  Otomotive,  Transportation,  and Machines. Event yang diadakan di SETEC Convention Center Seoul, Korea Selatan dari tanggal 2-4 Agustus 2018 ini, diikuti oleh lebih dari 20 negara termasuk Indonesia.

 

Sumber : https://www.kemlu.go.id/seoul/id/berita-agenda/berita-perwakilan/Pages/AMIKOM-Yogyakarta-raih-medali-emas-dalam-ajang-World-Invention-Creativity-Olympic-(WICO)-Award-2018-di-Seoul.aspx

Sisma Raih Medali Perak di WICO 2018 Korea Selatan

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – SMAN 7 Denpasar (Sisma) dalam ajang World Invention Creativity Olympic (WICO) 2018 di Seoul, Korea Selatan, berhasil meraih prestasi yang membanggakan. Sisma yang mengirim tiga tim terdiri atas sembilan siswa sukses menyabet tiga medali perak.

Tim pertama yang terdiri dari lima siswa yakni I Made Deva Usadantara kelas XII MIPA 8, Pradnya Rani Hermizal (XII MIPA 8), Putu Raditha Chintia Wardhani (XII MIPA 8), Ni Nyoman Ritaro Hari Wangsa (XII MIPA 9), dan I Gede Arya Nata Wijaya kelas XII MIPA 7, meraih perak berkat penelitian ‘’Mengkaji potesi tuak nira atau air nira sebagai pengganti insulin pada penderita diabetes’’.

Arya Nata mengungkapkan, diabetes merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh kadar gula yang berlebih dalam darah. Diabetes menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat dunia, salah satunya Indonesia.

Umumnya, seseorang dapat terkena diabetes karena tubuhnya tidak memproduksi insulin akibat sel-sel beta di pankreas rusak atau hancur. Insulin diperlukan tubuh untuk mengontrol kadar gula dalam darah. Tentunya, Insulin-insulin buatan dapat menimbulkan efek samping bagi penggunaan jangka panjang pada tubuh.

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa tuak nira secara signifikan mampu mengurangi kadar gula, tapi tuak nira tidak mampu secepat insulin dalam menurunkan kadar gula pada darah.

‘’Kami berusaha untuk menemukan insulin yang terbuat dari bahan alami untuk mengurangi efek samping yang biasa ditimbulkan oleh penggunaan insulin buatan. Insulin tersebut berasal dari pohon aren yang biasa disebut dengan air nira,’’ terangnya.

Tim kedua atas nama Ellicia Emerliwati kelas XII IPS 2 dengan karya ilmiah berjudul ‘’Kombinasi ekstrak dot (ampas teh) (camellia sinensis) dan ekstrak daun pegagan (centella asiatica) sebagai insektisida alami mealybug (pseudococcus spp). Ia mengungkapkan, kutu putih (Pseudococcus spp.) merupakan hama parasit yang terdapat di permukaan daun yang bersifat polifag atau mempunyai banyak jenis tanaman inang.

Kutu putih memiliki potensi dapat merugikan ekonomis yang sangat tinggi, karena hama ini merusak dengan cara mengisap cairan tanaman. Gejala tanaman yang terkena serangan kutu putih yaitu tanaman gagal membentuk tunas baru, daun tua akan menguning, layu, dan rontok satu per satu.

Pada serangan parah, tanaman akan menguning, layu, lalu mati. Biasanya hama ini bersarang di buku-buku tanaman atau permukaan daun muda, dan bisa merusak ujung akar maupun batang bawah tanaman.

‘’Pada penelitian yang kami lakukan kombinasi ampas teh (Camellia sinensis) dan daun pegagan (Centella asiatica) berpotensi sebagai bio-insektisida terhadap hama kutu putih (Pseudococcus spp.) pada tanaman Kamboja (Plumeria acuminata),’’ ujarnya.

Tim ketiga terdiri dari tiga siswanya juga berhasil meraih medali perak dan prestasi terbaik, kreativitas, serta inovasi yang luar biasa atas nama Ni Komang Widiantari Maharani kelas XI MIPA 9, Andi Namira Rachmaninov Saransi kelas XI MIPA 3, dan Ida Ayu Saskara Tranggana Suari kelas XI MIPA 1. Adapun yang diangkat berjudul ‘’Serat dulang dari mikropartikel karbon daun nyamplung kering’’.

Kepala SMAN 7 Denpasar Cokorda Istri Mirah Kusuma Widiawati, mengungkapkan, raihan medali perak di WICO 2018 Korea Selatan, sebuah prestasi luar biasa. Ke depannya, SMAN 7 Denpasar akan lebih mampu bersaing kembali di kancah nasional maupun internasional.

‘’Prestasi yang dicapai para siswa merupakan kebanggaan bagi sekolah. Momen ini akan terus dipertahankan demi kemajuan SMAN 7 Denpasar untuk lebih baik lagi nantinya,’’ pungkasnya. (tis/bpn)

 

Sumber : http://baliportalnews.com/2018/08/sisma-raih-medali-perak-di-wico-2018-korea-selatan/

Peneliti Muda Denpasar Raih 2 Emas di Ajang WICO Korea Selatan

Beritabali.com, Denpasar. Peneliti Muda Denpasar berhasil meraih 2 emas dalam ajang World Invention and Creativity Olimpiad (WICO) 2018 di Seoul, Korea Selatan. WICO yang merupakan  kompetisi penelitian digelar pada  Sabtu, (4/8) dan diikuti 19 negara dari Asia, Amerika dan Afrika.

Peneliti muda Denpasar berhasil meraih 2 emas dan 8 perak. Emas disumbangkan oleh tim peneliti dari SMAN 3 Denpasar dan tim gabungan SMPN 3 Denpasar dengan SMUN 4 Denpasar.
Selain mendapatkan emas tim peneliti muda dari SMPN 3 Denpasar juga mendapatkan best of the best. Best of the best tersebut diraih oleh Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya dan kawan-kawan pada penelitian superkapasitor dari tanaman ketapang.
Tim dari SMAN 3 Denpasar juga mendapatkan spesial award dari India. Spesial award juga didapatkan oleh SD Cipta Dharma dari Asosiasi Penelitian Internasional (WIPA).
Sementara 8 perak disumbangkan oleh SMAN 3 Denpasar (1 perak), SMAN 2 Denpasar (1 perak), SMAN 7 Denpasar (3 perak),  SMPN 3 Denpasar   (2 perak),  dan SD Cipta Dharma (1 perak). (bbn/rls/rob)
Sumber : https://www.beritabali.com/read/2018/08/05/201808050001/Peneliti-Muda-Denpasar-Raih-2-Emas-di-Ajang-WICO-Korea-Selatan.html

Tim Universitas Sebelas Maret Jadi Juara di Macao International Innovation and Invention Expo 2018

​​​​​Lagi, Indonesia mendapatkan kabar gembira dari prestasi mahasiswanya. Pada partisipasi pertamanya dalam ajang 2018 Sixth Macao International Innovation Exhibition of Inventions (MIIIE) di Makau,13 – 15 Juli 2018, tim dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta langsung meraih Special Award dari World Invention Intellectual Property Association (WIIPA) dan medali emas dari MIIIE. Penghargaan tersebut diberikan atas inovasi mereka dalam memanfaatkan kelapa menjadi produk interior peredam polusi suara. Gagasan produk tersebut dapat menjadi solusi bagi sekitar 12 juta penduduk Indonesia yang memiliki gangguan  pendengaran. Tim dari Universitas Sebelas Maret diperkuat oleh 5 mahasiwa lintas jurusan, yaitu Ahmad Thabib Mubarok-Jurusan Fisika, Fajar Julian Santosa-Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Avina Utari-D3 Manajemen Perdagangan, dan Finna Aqhinna-Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran, serta A’isah-Jurusan Desain Interior. Bermodalkan informasi terbuka dari internet dan dukungan pihak Universitas, kelima mahasiswa tersebut mempersiapkan produk yang dinamai CODE-PRO (singkatan dari Coco Fiber Diffussorber For Interior Product) dalam waktu 3 bulan.

Kepada staf KJRI Hong Kong, Ahmad Thabib Mubarok menyampaikan kesannya dalam mengikuti kompetisi tersebut. “Walaupun di sana kita jadi kaum minoritas, tidak kalah bersaing dengan negara-negara maju. Apa yang kita bawa dari Indonesia dianggap unik oleh mereka. Saya sangat bangga dengan kekayaan sumber daya alam dan kebudayaan Indonesia”, ujarnya.

Bangga akan prestasi yang diraih mahasiswa tersebut, Konsul Jenderal RI Hong Kong, Tri Tharyat, berharap semakin banyak mahasiwa dan pemuda Indonesia yang meraih prestasi membanggakan di kancah internasional, khususnya dalam dunia inovasi. Sebagai bangsa yang kreatif dan memiliki daya saing, pemuda Indonesia sudah sepatutnya memiliki pola pikir global dan keberanian dalam bersaing dengan kompetitor berbagai negara.

(sumber: Pensosbud KJRI Hong Kong)​​​

Indonesia Raih 20 Emas di Ajang ITEX 2018 Kuala Lumpur

KBRN, Jakarta : Berita membanggakan datang dari Inovator Muda Indonesia yang berhasil meraih 20 medali Emas, 31 perak dan 19 Perunggu di ajang “29th International Invention, Innovation and Technology Exhibition 2018″. Indonesia melalui Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) membawa 70 proyek inovasi dari berbagai institusi Pendidikan di Indonesia, mulai dari SD, SMP, SMA dan Universitas, di antaranya SD Ar-Rahman Motik Jakarta, SMP Nusa Dua, SMPN 3 Denpasar, SMAN 38 Jakarta, SMAN 6 Yogyakarta, SMA Labschool Unsyiah, universitas Negeri Medan, Universitas Hasanuddin dan Universitas Mercu Buana.

Kegiatan yang digelar selama tiga hari mulai tanggal 10-12 Mei 2018 di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia, diikuti oleh lebih 1.000 proyek inovasi dari 20 Negara, di antaranya Malaysia, Indonesia, China, Jepang, Korea, Yaman, Saudi Arabia, Polandia dan beberapa negara lainnya.

Menurut Megaria Agustina selaku Director International Partnership INNOPA, tahun ini minat anak anak dalam bidang kreativitas dan inovasi meningkat tiga kali lipat mencapai 70 proyek inovasi di ajang ITEX 2018.

“Ini prestasi yang sangat luar biasa bagi negara Indonesia, karena kita sudah mampu bersaing dengan negara lain, khususnya di bidang inovasi dan kreativitas,” ujarnya.

Bidang yang diikuti juga bermacam-macam, mulai dari teknologi, pertanian, mesin, kimia, tekstil, kesehatan, bioteknologi, produk kantor, kebutuhan hidup, elektro, pendidikan, olahraga dan permainan, desain, ilmu sosial dan lainnya.

INNOPA adalah asosiasi nasional yang bergerak dalam bidang pengembangan dan promosi produk-produk inovasi di Indonesia, membantu para innvator Indonesia mempromosikan ide-ide atau produk inovatif mereka ke level internasional

“Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) selaku perwakilan resmi dari internasional, merekrut para inovator muda indonesia melalui seminar dan juga secara online. Dari kurang lebih 250 proyek inovasi yang mendaftar ke INNOPA, tepilih sebanyak 70 proyect untuk maju ke level Internasional,” tutur Megaria Agustina. (Ril/HF)

INNOPA Mengirimkan 37 Inovasi di Thailand Inventors Day 2018

Suaraterkini.com – INNOPA kembali berpartisipasi mengirimkan projek inovasi. 37 Inovasi para siswa dan mahasiswa dari berbagai provinsi Indonesia berlaga di ajang Intellectual Property Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEX) 2018 berlangsung 2-6 februari 2018 di Bangkok International Trade and Exhibition (BITEC) Bangkok Thailand.

Director of International Partnership INNOPA Megaria Agustina, dalam rilisnya mengatakan Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) memilih Perwakilan Indonesia yang mengikuti Kompetisi IPITEX 2018 bersaing lebih dari 30 negara diantaranya Indonesia, Malaysia, Singapore, Vietnam, Thailand, Korea, Japan, Taiwan, Phillipines, India, Iran, Egypt, UAE, Poland, Romania, China, Macau, Hong Kong, England, Lebanon, Russia dan negara lainnya lebih dari 1000 Inovasi dari berbagai kategori seperti Teknologi, Pertanian, Kimia, Biologi, Mesin, Desain, Kedokteran, dan lainnya.

“Tahun ini innopa mengirimkan 37 proyek inovasi dan menduduki posisi keempat terbesar setelah Korea dalam membawa proyek Inovasi di acara IPITEX 2018. Ini merupakan sebuah prestasi yang luar biasa bagi Indonesia untuk menunjukkan bahwa Indonesia mampu bersaing dan turut berpartisipasi aktif di ajang Inovasi dunia.

Acara yang berlangsung selama 5 hari membuahkan hasil yang sangat baik yaitu berhasil menyabet 15 Medali Emas, 7 Medali Silver dan 15 Medali Perunggu dan berbagai special award dari berbagai negara.

Megaria menambahkan bahwa INNOPA sebagai asosiasi swasta yang menyaring anak-anak untuk berlaga di International berharap inovasi yang telah dibuat tidak hanya sampai disini (Prestasi), tapi bisa dikembangkan dan diproduksi secara masal sehingga berguna bagi masyarakat.

Untuk itu, megaria berharap peran dari lembaga pendidikan, pemerintah dan swasta terutama para investor untuk membantu anak-anak memproduksi inovasi sehingga dapat memiliki nilai ekonomi dan dapat dipasarkan di Indonesia bahkan dunia, harapnya.